Makam Sunan Giri, Pengemis, Kotor: Dilematika Berkepanjangan

 Dilematika makam Sunan Giri sebagai makam yang disucikan oleh masyarakat Indonesia karena beliau salah satu dari sembilan Sunan yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Kalau anda mencari profile dan sepak terjang Sunan Giri dalam menyebarkan agama Islam anda tidak akan menemukannya disini. Tulisan ini muncul kerena keprihatinan saya terhadap kondisi Sunan Giri yang dari tahun ke tahun tak pernah berubah.

Yang tampak sekali perubahannya hanya sisi luar tempat menuju makam Sunan Giri. Tempat parkir dan jalan raya yang tak pernah sepi dibawah makam Sunan Giri selalu mengalami peningkatan dan selalu ada perbaikan. Sementara makam Sunan Giri sendiri seakan tak terawat. Mulai dari tempat masuk, yaitu tangga paling bawah hingga makam Sunan Giri sendiri masih seperti yang dulu, seperti lima tahun yang lalu waktu pertama kali saya menginjakkan kaki untuk membaca surat Yasin dan mengharap berkah dari ke-wali-an beliau.

Saya sering berkunjung ke makam Sunan Giri dan selalu menyempatkan diri ketika saya ke rumah paman dan sanak family saya yang kerja di Gresik. Dan yang saya lihat hanya itu-itu saja. Mungkin perkembangan yang bisa saya lihat kemarin (30/05/13) hanya ada sebuah bangunan gapura di tangga paling bawah dan juga perbaikan di bagian tangga yang dulu hanyalah semen plesteran biasa diganti dengan tehel putih yang sudah mulai banyak yang pecah. 

Sunan Giri masih seperti yang dulu, kumuh, kotor, sampah dibuang sembarangan dan dibiarkan menumpuk di sisi kiri jalan depannya pintu utama masuk ke makam Sunan Giri. Ini ironi sekali, Islam mempunyai jargon bahwa kebersihan bagian dari iman umat Islam, sementara di Suanan yang merupakan icon Islam sendiri tidak mampu menjaga kebersihan sebagaimana yang telah dianjurkan dalam Islam. 

Sunan Giri Memberi Berkah Bagi Pengemis
Jika anda berkunjugn ke Sunan Giri pada malam-malam biasa selain malam Selasa, Jum'at, dan malam-malam besar lainnya maka anda dengan jelas melihat pengemis berjejer disepanjang tangga masuk makam Sunan Giri. Tampang lusuh dan muka memelas yang dipaksakan agar anda rela mengeluarkan uang untuk dikasih kepada mereka (pengemis) sudah jamak ditemui jika anda ke makam Sunan Giri. Ini yang tak pernah berubah setiap kali saya berkunjugn ke makam Sunan Giri.

Saya memang anti pengemis, karena kalau sekarang pengemis itu motifnya beda dan sudah berbeda perspektif seperti ketika jamannya Nabi Muhammad dulu. Pengemis sekarang lebih kepada faktor mental dan malas bekerja untuk mencari nafkah. Selain itu pengemis sekarang tidak pandang tempat. Buktinya mereka tidak pernah berpikir kenapa mereka mengemis di makam Sunan Giri, yang terpikirkan oleh mereka hanya bagaimana mendapatkan uang semata.

Mengemis di tempat suci memang tidak etis apalagi sampai mengganggu jalan dan kenyamanan orang yang hendak berziarah ke makam Sunan Giri ini. Pandangan orang-orang tentang pengemis memang beda-beda, tapi saya yakin setiap orang yang berkunjung ke makam Sunan Giri menginginkan steril dari pengemis. Apalagi pengemis-pengemis disana kadang memaksa seperti menyuruh anak-anaknya untuk membuntuti orang-orang yang mau masuk ke makam Sunan Giri untuk dimintai uang.

Untuk tulisan ini, saya jadi tidak tahu harus mengakhirinya dengan apa. Sebenarnya saya juga ingin menuangkan uneg-uneg saya mengenai pengurus makam Sunan Giri (kalau dalam bahasa Madura biasa disebut jhur konceh) yang sepertinya tidak begitu memperhatikan kebersihan makam Sunan Giri dan kenyamanan pelayat. Lebih ironisnya lagi (menurut pengamatan sempit saya) pengurus makam Sunan Giri itu lebih mengutamakan penghimpunan uang (atau yang biasa disebut sebagai amal) dari pelayat makam Sunan Giri. Pengurus itu bahkan berbaur ditengah-tengah pelayat yang sedang membaca al-Qur'an lengkap dengan kotak amal yang "memintanya" untuk diisi dan beberapa map yang tidak saya tahu apa isinya.

Dari semua uneg-uneg yang saya uraikan diatas memang tidak memberikan solusi, tapi setidaknya tulisan ini menjadi bahan bacaan atau bahan acuan ketika hendak berziarah ke makam Sunan Giri. Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Sunan Giri, pengurus makam Sunan Giri, dan orang-orang lain disekitar makam Sunan Giri, tulisan ini hanya pengamatan sempit saya yang sangat banyak kekurangannya dan bahkan tidak sesuai dengan realita yang ada. Bagi anda yang membaca tulisan ini silahkan amati keadaan makam Sunan Giri kalau anda henda berziarah kesana dan bandingkan antara tulisan saya ini dengan keadaan makam Sunan Giri. Kalau ternyata antara tulisan ini dengan keadaan makam Sunan Giri yang anda lihat berbading terbalik silahkan sampaikan kepada saya atau bisa juga anda tulis di kotak komentar dibawah ini.

Dokumentasi





0 komentar:

Posting Komentar