Kembali Mengawasi Kasus-Kasus Negara

Setelah kegagal TIMNAS Indonesia mengangkat trofi piala AFF 2010, kita kembali kepada rutinitas negara yang membosankan Century, Gayus, Susno dan semacamnya. Selama piala AFF 2010 bergulir masyarakat beduyun-duyun ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, secara langsung ataupun tidak langsung, menyaksikan lewat televisi.

Selama itu pula Indonesia seakan tak ada masalah, semua masyarakat amnesia dengan segala hiruk pikuk panggung politik yang bikin geram. Century, Gayus, Susno semua lenyap oleh gol-gol cantik Irfan Bachdim, Firman Utina, dkk. Media pun seolah tak mau ketinggalan dengan meliput secara eksklusif. Ini semakin menambah amnesia masyarakat Indonesia.

Disisi lain, para politikus yang awalnya dikejar-kejar wartawan untuk dimintai keterangan menyangkut kasus-kasus akutnya berubah Irfan Bachdim, Firman Utina, dkk yang selalu menjadi sorotan kamera para wartatan. Setidaknya orang-orang bermasalah selama rentan waktu 2010 bisa bernafas lega, karena selama piala AFF bergulir tak lagi main kucing-kucingan dengan wartawan.

Ariel pun selama piala AFF tidak perlu lagi mengunci pintu kamar penjaranya rapat-rapat, Ariel bebas, bebas dari jepretan kamera wartawan. Cut Tari? Selama sebulan tak perlu lagi menangis sesegukan dihadapan banyak wartawan. Tak terkeculai Luna Maya, begitu menikmati masa libur berjibaku dengan wartawan ini.

Luna Maya merdeka, sebagai ekspresi kemerdekaannya dia dengan bebasnya keluar–masuk SUGBK. Tak ada lagi pengawal dan bodyguard yang siap menyikut para wartawan, tak perlu lagi menghindar dari wartawatan. Malah bersama-sama ke SUGBK untuk euforia bersama mendukung tim merah putih sambil sesakali mendengungkan lagunya band Netal, garuda di dadaku.

Sekarang??? Piala AFF telah usai. Mulai Luna Maya hingga Gayus harus siap lagi menjadi “buronan” nomor wahid para wartawan. Pikiran masyarakat sudah mulai menerima kalau kekalahan TIMNAS Indonesia karena adzab Tuhan yang disebabkan kesombongan trio tebal muka: SBY, Nurdin Halid, dan Abu Rizal Bakrie.

0 komentar:

Posting Komentar