Apa yang Bisa Kita [Indonesia] Banggakan?

Sungguh mengecewakan sekali permainan TIMNAS kita saat melawan Qatar. Indonesia kalah 4-0 kosoang tanpa ampun. Berbagai upaya pemain untuk (minimal) menyamakan scor pun tidak membuahkan hasil. Bahkan sang penjaga gawang Hendro Kartiko sampai emosi dan akhirnya diganjar dengan kartu kuning oleh wasit.

Namun yang paling mengecewakan adalah sikap pelatih TIMNAS (Wim Rijsbergen) yang seakan tidak gairah memimpin TIMNAS saat melawan Qatar. Bisa kita bayangkan, sepanjang pertandingan Wim Rijsbergen hanya duduk manis memperhatikan penderitaan pemain TIMNAS yang berusaha mati-matian menyeimbangkan scor, dan akhirnya tidak membuahkan hasil sama sekali.

Publik sangat kecewa dengan sikap Wim Rijsbergen yang sok dingin ini, bahkan sampai penyiar sepak bolanya sendiri sangat menyayangkan hal itu, sikap diamnya tanpa memberikan arahan satu kali pun kepada pemain TIMNAS sepanjang permainan berlangsung hingga permainan berakhir dengan scor yang sangat mengecewakan, yaitu 4-0.

Siapa yang tidak kecewa dengan Wim Rijsbergen disaat-saat seperti ini. TIMNAS jauh-jauh pergi ke Qatar dengan harapan membawa kemenangan, tapi kenyataannya sangat berbeda jauh dengan prediksi sebelumnya. Ternyata Wim Rijsbergen hanya jago memarahi dan mencela (bahkan mencela negara ini) pemain TIMNAS kita tanpa bisa memberikan strategi bagus dalam menaklukkan lawan.

Indonesia benar-benar dalam masa krisis, krisis pemimpin yang benar-benar ingin memajukan negara Indonesia tanpa embel-embel kepentingan pribadi maupun kelompoknya. Pemimpin PSSI pun harus dirombak, agar dalam memilih pelatih tidak berdasarkan dorongan kelompok yang tidak memikirkan persepakbolaan Indonesia, yang akhirnya berakibat fatal seperti sekarang ini, karena telah memilih pelatih seperti Wim Rijsbergen.

6 komentar:

  1. Saya setuju banget gan dengan pemikiranmu, semua ini salah pengurus PSSI yng baru, yg salah memilih pelatih, Wim cuma menjalankan tugasnya, mungkin memang segitu kemampuannya, jadi yang salah ya yang memilih WIM gan, itu pendapatku

    Aku juga sampai gak tega nonton kemarin

    BalasHapus
  2. Memang perfom TIMNAS kurang aj.. Apalagi para pemain kurang kompak..

    Apa lagi sikap wim yg sok cuek. Gak peduli bikin kecut pemain.. Duduk santai sama asistenya.. Ngopi. Walah

    BalasHapus
  3. sekali lagi contoh blunder yang dilakukan PSSI, pelatih dengan record baik seperti Alfred Riedl pun tergusur hanya karena merupakan peninggalan dari pengurus sebelumnya...sangat tidak berjiwa besar dan konyol kalau tidak mau disebut tolol...nantikan saja blunder PSSI seri berikutnya...

    BalasHapus
  4. Aduh... kalah lagi ya? makin parah nih timnas senior, sukurnya garuda muda semakin cemerlang di SEA Games

    BalasHapus
  5. mungkin pelatihnya lagi gak enak badan gan,atau lagi ambeien jadi malas bergerak....
    manteps tenan,salam kenal n blogwalking

    BalasHapus
  6. @I Gede Antara Putra : iya.
    negara diisi oleh orang-orang dengan banyak kepentingan yang tidak berkaitan dengan kemajuan Indonesia. Semua berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing, dengan dalih memperjuangkan kepentingan rakyat...

    @file hiden : seperti yang saya ulas diatas, bahwa Wim taunya hanya mengkritik pemain TIMNAS saja

    @Anonim : iya mas, saya pribadi sangat eman dengan kepergian Alfred. Andai saja TIMNAS masih ditangan Alfred mungkin nasibnya tidak sesuram seperti sekrang ini

    @Yudhi : Sebenarnya pemain TIMNAS senior kita lebih unggul dari juniornya, hanya saja mereka tidak punya mental karena sikap pelatihnya yang awut-awutan...

    @promosi cepat ke banyak negara via google : mungkin saja, tapi yang bikin aku ga habis pikir, masa terus-terusan penyakit kayak gitu?
    :)

    BalasHapus