Pembebasan Anggodo Dan Nasib Hutan Indonesia

Anggodo boleh bernafas lega karena pembebasaanya setalah bulan-bulan sebelumnya “bergulat” dengan masalah yang nyaris membawanya ke dalam bui. Hingga membuat raja kayu ini ketar-ketir.

Manusia yang mendapatkan julukan sakti ini ternyata —secara tidak langsung— bisa membuktikan kalau dirinya memang benar-benar sakti kalau disuruh berurusan dengan hukum Indonesia. Berbagai kasus yang dan dakwaan yang menimpanya dilewati seakan dia tidak bersalah.

Si akar jati tidak hanya menjadi raja dikalangan cukong kayu dan terkenal “kesaktiannya” dalam mengurusi hal-hal semacam itu, tapi juga harus diakui kalau dia memang benar-benar kebal hukum. Meski dirinya sudah jelas-jelas bersalah, setalah melalui proses yang berbelit pada akhirnya si akar jati keluar dari proses hukum layaknya orang yang tidak bersalah

Kasus terakhir yang menimpnya hampir membawanya kedalam bui, kini sekaranag dan setelah saat ini anggodo akan mulai beraksi lagi, seperti sediakala. Anggodo yang tua dengan kayu ini akan kembali ke habitatnya. Habitat penebangan kayu Indonesia sebebas-bebasnya.

Nasib hutan Indonesia akan kembali suram setalah kebebasa Anggodo. Jutaan pohon yang menjadi pokok utama kekayaan Indonesia akan segara dibabat oleh Anggodo dan kawan-kawan. Hutan-hutan Indonesia yang menjadi penyuplai utama di dunia dalam mencegah terjadinya global warming akan segera mengalami nasib buruk, ini pertanda percepatan global warming akan segera dimulai

Bukan tidak mungkin Anggodo akan lebih ganas membabat hutan Indonesia untuk menumpuk kekayaannya lagi setalah sekian juta kekayaannya habis untuk mengurusi kasusnya belakangan ini. Anggodo akan semakin menggila dalam penebangan kayu-kayu Indonesia dan semakin getol mengekspor keluar negeri

Setalah kasus yang menimpanya, Anggodo bukan malah makin kerdil dan tidak berharga lagi dimata rekan-rekannya sesama cukong kayu. Tapi sebaliknya, Anggodo akan semakin disegani termasuk oleh rival-rivalnya yang selama ini ingin menjatuhkan Anggodo. Derajat dan pamor Anggodo akan semakin membumbung tinggi setelah berbelit dan berhasil lolos dari kasusnya yang sekarang

Dalam dunia cukong kayu Anggodo akan semakin terkenal kesaktiannya dalam berurusan dengan hukum Indonesia yang terkesan lembek, memihak dan mata duitan. Maka setelah ini Anggodo akan dielu-elukan oleh cukong kayu lainnya dan bakalan menjadi pahlawan kalau nanti mereka-mereka mengalami nasib yang sama seperti dirinya

Pengalaman berurusan dengan hukum yang menimpanya ini akan dijadikan modal utama Anggodo —karena sudah berpangalaman— untuk membantu/membela rekan-rekan lainnya jikalau nanti mengalami nasib serupa, tentu semua itu harus dibayar dengan mahal kalau Anggodo turun tangan. Maka jadilah Anggodo serupa menuntut ilmu selama kasusnya bergulir belakangan ini

Hukum Indonesia Ompong Didepan Anggodo

Ketika Anggodo mulai kewalahan dengan berbagai tuntutan dan dakwaan, masyarakat yang peduli masa depan Indonesia mulai bisa tersenyum dan aktivis lingkungan terus mengamini semoga Anggodo cepat-cepat masuk bui.

Setelah beberapa bulan kasusu Anggodo bergumol dan berbelit dengan penangan yang lamban, ujung-ujungnya Anggodo bebas dengan meninggalkan bekas kekecewaan di hati masyarakat Indonesia

Hukum Indonesia menjadi ompong jika berhadapan dengan cukong kayu si akar jati ini, tidak setegar ketika menangani kasus maliang ayam. Hukum Indonesia selalu lemah dan tidak berkutik ketika berhadapan dengan orang-orang berduit

Hal ini semakin memantapkan Indonesia denga label “Budaya Korupsi”-nya yang seakan tidak bisa dihapus sampai kapanpun. Karena memang petinggi-petinggi Indonesia sendiri tidak mau lepas dari jeratan korupsi. Mereka malah menikmatinya.

Anggodo Penyumbang Utama Kerusakan Hutan Indonesia

Dampak penebangan gila-gilaan selama ini sudah mulai dirasa oleh masyarakat Indonesia, khususnya orang-orang yang tinggal di perkotaan. Curah hujan yang tak tentu dan siklus air mulai meninggi, tiap kali hujan deras turus dipastikan akan menimbulkan bencana banjir yang menenggelamkan banyak rumah dan memusnahkan binatang ternak.

Durasi musim kemarau kini mulai memanjang dengan cuaca yang semakin memanas, menjadi alasan makin dekatnya kerusakan alam semesta ini. Semua itu berawal dari keserakan manusia sendiri yang tidak memikirkan nasib bumi di masa yang akan datang, yang hanya memikirkan dirinya sendiri dan kepentingan kelompok kecil

Indonesia yang menjadi harapan besar umat seluruh dunia dalam memerangi pemanasan global nampaknya akan mempunyai hambatan. Harapan besar itu akan menemukan halangan dengan dibabaskannya Anggodo. Betapa tidak, jika Anggodo terus dibiarkan dengan ulahnya yang merugikan masyarakat Indonesia secara keseluruhan dan merugikan dunia secara global akan terus berlanjut

Selama ini, kasus-kasus besar Anggodo hanya tidak tercium oleh banyak masyarakat Indonesia, hanya berputar-putar dan hanya orang tertentu yang tau kasusnya yang pada akhirnya berakhir seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Lain lagi sepak terjangnya dalam penebangan hutan yang berpotensi dalam percepatan pemanasan global

Lagi-lagi semua itu tidak pernah didengar masyarakat Indonesia. Kejadian-kejadian yang telah berlalu menyangkut ulah Anggodo bukan dikarenakan masyarakat Indonesia tuli hingga tidak mendengar sepak terjang menyimpang Anggodo, cuma pemerintah saja yang menulikan masyarakatnya sendiri. Sungguh kejam sekali!




0 komentar:

Posting Komentar