Bantal

Kita tidak pernah menyadari bahwa secara tidak langsung organ tubuh kita mempunyai ketergantungan (berat) sama bantal. Terbiasa tidur dengan bantal empuk membuat kita tidak bisa tidur saat mau tidur tanpa bantal.

Saya jadi teringat ketika teman saya yang sudah lulus dari pondok kemudian berkunjung ke pondok saat mau tidur tanya bantal, dia tampak gelisah (susah tidur) saat tau kenyataan kalau saya tidak menyediakan bantal tidur untuk malam itu.

Barang kali dia sudah terbiasa tidur dengan bantal empuk di rumahnya. Maklum sudah lebih dari 2 tahun dia meninggalkan pondok, otomatis kebiasaan tidur enak tanpa bantal di Pondok sudah mulai hilang. Sewaktu di pondok, tidur berbantalkan telapak tangan saja sudah bisa mendengakur, tidur keenakan.

Maka orang yang paling beruntung adalah orang yang jiwa-jiwa pondoknya masih melekat dalam dirinya. Karena walaupun tidur tanpa bantal pun sudah bisa mendengakur (bahkan tanpa alas, alias tidur di lantai). Nah... disitulah kenapa orang-orang pesantren tidak cengeng dan selalu bersabar dalam setiap keadaan yang lumayan tidak enak.

Karena semasa di pondok sudah terbiasa dengan kehidupan sederhana, mandiri, bahakan ada sebagian dari santri yang berpola hidup dibawah sederhana (untuk yang ini saya pasrahkan pembaca mau menafsirkan seperti apa saja).

Lalu kenapa saya bilang bahwa orang yang paling beruntung adalah mereka yang jiwa pesantrennya masih melekat? Jawabannya sederhana. Mereka tidur tanpa batal aja udah bisa bermimpi bidadari segala, apalagi kalo sampe pake bantal empuk sekaligus pake bantal guling...
Makin mantap..........!!!!!

2 komentar:

  1. saya termasuk yang harus pake bantal dan kasur baru bisa tidur. ghehehe, manja bener ya. salam kenal.

    BalasHapus