Aceng: Antara Nafsu, Kekuasaan dan Keanggukuhan

Sebenarnya pemerintah kita yang tersandung masalah birahi seperti ini bukanlah Aceng saja, juga keanggkuhan dan kesombongan yang belakangan ini ditunjukkan Aceng (bupati Garut) adalah bagian dari politik Indonesia sekarang. Ketika mereka mendapat kekuasaan mereka bertindak sesuka hati mereka meski mayasarakat mengecamnya.

Begitu pun juga Aceng saat-saat pertama kali kasus berahinya diungkap oleh media, dia begitu congkak saat diwawancarai media dan tidak mau minta maaf kepada masyarakat. Dia berlagak seakan menjadi orang paling benar dan bertameng dibalik titelnya sebagai bupati Garut dan selalu mengatakan bahwa dirinya punya banyak uang.

Bahkan Aceng dalam setiap perkataan yang diliput media melecehkan harga diri seorang wanita dan tidak menganggap penting keperawanan seorang gadis. Bagi Aceng keperawanan seorang gadis baik-baik dapat dibeli dengan harga murah.

Setelah berbagai aksi protes dilancarkan oleh masayarakat Indonesia, mulai dari kalangan bawah, ulama', artis, dan tokoh masyarakat dia mulai kebakaran jenggot dan pelan-pelan menarik dadanya yang awalnya selalu dibusungkan karena dirinya sebagai bupati tidak merasa bersalah meski melecehkan seorang gadis baik-baik.

Tuntutan masyarakat untuk Aceng agar dicopot dari jabatannya sebagai bupati terus berlanjut hingga akhirnya pemerintah pusat turun tangan untuk menangani masalah Aceng. Unjuk rasa selalu mewarnai Garut menuntut Aceng agar segara turun dari jabatannya sebagai bupati, dan respon Aceng pun cukup positif denngan menyerahkan semuanya kepada hukum yang belaku di Indonesia. Sikap Aceng ini sempat medingkan hati masyarakat Indonesia.

Tapi dasar Aceng, setelah DPR menetapkan dirinya dicopot sebgai bupati Garut dia malah balik mengancam, katanya mau membawa ribuan masa (entah mau disuruh apa ribuan masa itu). Dan dia juga mengatakan bahwa pemakzulan itu dzalim bagi dirinya. Dia menganggap kalau peconpotan dirinya sebgai bupati Garut itu dzalim dan melecehkan seorang gadis tidak dzalim. Ironis sekali...

Saya jadi teringat ketika maraknya kasus Nurdin Halid yang ngotot tidak mau turun dari jabatannya sebagai ketua PSSI meski dirinya sudah nyata-nyata bersalah. Dan sekarang ini terjadi sama Aceng bupati Garut. Entah sampai kapan Indonesia akan bebas dari pemimpin dentan tipe seperti ini.


Update Minggu, 23 Desember 2012
Ini orang benar-benar kepala batu dan tidak tahu malu, dia malah mau mengadukan DPRD Garut ke PTUN, selengkapnya silahkan baca di okzone

0 komentar:

Posting Komentar