Geliat Pesantren Dalam Mempelajari Bahasa Inggris

Lomba Blog 2010 Berhadiah Jutaan Rupiah | belajaringgris.net
Revolusi pesantren dari gaya klasik yang selalu mengandalkan kitab kuning dan gundul kini mulai menemukan titik temunya. Ini terbukti dengan banyaknya pesantren-pesantren yang mulai banyak menerapkan bilingual system dalam kumunikasi sehari-harinya, dalam artian tidak hanya bahasa Arab yang menjadi patokan pesantren sekarang, tapi juga bahasa Inggris.

Kesadaran penguasaan bahasa Inggris di pesantren kini mulai tumbuh, kesadaran untuk mempelajarinya mulai berjalan secara linear, lebih-lebih pesantren yang mempunyai basis modern. Tidak hanya itu, bahkan kondisi serupa juga ditemukan pada lembaga pesantren yang kental dengan ke-salaf-annya, yang diidentifikasi sebagai pesantren tradisional.

Sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat Indonesia bahwa pesantren selalu identik dengan ”ketradisionalan” dalam arti yang negatif (tertinggal, kolot dan sebagainya). Selama ini di masyarakat terdapat pandangan yang ambigu terhadap pesantren. Lebih-lebih oknum-oknum tertentu yang selalu berusaha menjatuhkan nama baik pesantren.

Namun, sebagian kalangan yang lain memandang bahwa pesantren adalah sebuah entitas tersendiri dengan ciri khasnya yang tidak dimiliki institusi lain, termasuk di dalamnya sistem pendidikan yang dijalankan. Kontradiksi seperti itulah yang pada gilirannya justru menjadi daya magnit pesantren yang dapat memikat berbagai kalangan untuk menyelaminya lebih jauh dengan mengadakan penelitian-penelitian ilmiah.

Kembali lagi ke intensitas pesantren dalam mempelajari bahasa Inggris, sejatinya sistem pendidikan pesantren telah memiliki akar yang cukup kuat dalam pembelajaran bahasa Inggris. Mulai dari pihak guru yang disucikan dan selalu dituruti/diteladani oleh santrinya, hingga intruksi guru (dalam istilah pesantren adalah "Ustadz") yang selalu dianggapnya benar.

Oleh karena itu, penguasaan bahasa Inggris kini menjadi salah satu ciri khas bahkan tolok ukur bagi tingkat keberhasilan pembelajaran yang dijalankan pesantren sekarang. Maka, sudah menjadi lumrah bagi kebanyakan pesantren ketika mendelegasikan santrinya ke berbagai even berbau bahasa Inggris, seperti lomba debat bahasa Inggris, story telling, lomba pidato bahasa Inggris, dan semacamnya.

Lebih jauh, anggapan akan pentingnya bahasa Inggris di kalangan pesantren menjadi sebuah keniscayaan yang kemudian muncul sebagai akibat dari sistem pendidikan yang sudah mengakar dan menyejarah di pesantren sebagai bagian dari dakwah islamiyah. Yang mana sejak semula keberadaan pesantren memang mengemban misi utama dalam penyebaran dan pengajaran ilmu-ilmu agama dari tingkat dasar sampai tingkat tertinggi.

Pesantren mempelajari bahasa Inggris, tentu hal ini demi memperkaya khazana keilmuan di pesantren yang tak terbatas pada pemebelajaran literatur bahasa Arab saja, tapi juga memperkaya dinamika keilmuan pesantren (maupun santrinya) dengan banyak mempelajari aneka keilmuan yang bersumber dari bahasa Inggris.

Catatan Akhir
Dalam mempelajari bahasa Inggris, sedikitnya diperlukan beberapa faktor untuk menunjang penguasaan bahasa Inggris dengan baik. Faktor pertama, lingkungan yang mendukung, tempat yang asri akan mempermudah penerapan dalam mempelajari bahasa Inggris, seseorang dapat dengan mudah menangkap apa yang di pelajarinya jika tempatnya mendukung dan nyaman.

Faktor Kedua, interaksi sosial, kita bisa berbicara dengan lancar karena adanya interaksi satu sama lain, yang lebih memungkinkan penekanan pada satu komunitas bahasa asing begitu pula dalam mempelajari bahasa Inggris.

Dari kesemua faktor yang disebutkan diatas, pesantren lebih punya peran sebagai tempat pembelajaran bahasa Inggris, daripada lembaga kursus Inggris dan institusi-institusi lain yang hanya menerapkan pembelajaran secara instan tanpa pembekalan yang mempuni.

Dengan seperti ini pesantren akan semakin eksis dengan eksistensi dirinya sebagai wadah dan penyanggah kemajuan bangsa. Karena kebelakangnnya tantangan modern merupakan keniscayaan yang tidak mungkin kita hindarkan perkembangannya, iptek, ekonomi juga ilmu-ilmu sosial lainnya.

Jika pesantren sudah bisa menguasai beberapa jenis bahasa, maka “teluran” pesantren akan banyak mendulang kesuksesan. Contohnya adalah Gus Dur, beliau mampu menduduki kursi kepresidenan dengan membawa bekal dari pesantren seperti agama, iptek dan berbagai macam bahasa.

Dan bukanlah sesuatu yang aneh jika ada sebagian pesantren sekarang yang membiasakan diri dan bergelut dengan bahasa Inggris. Seperti pesantren modern Nurul Jadid, Probolinggo. Pesantren ini seringkali mendatangkan guru bahasa Inggris dari manca negara.

Sekarang demam bahasa Inggris cukup merajalela di berbagai pesantren di seluruh nusantra, banyak sekali pesantren lebih-lebih santrinya yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan tingginya ke negara bagian eropa, lebih-lebih Amerika. Bukan mustahil lagi bila hubungan pesantren, Indonesia pada umumnya dengan negara-negara maju seperti Amerika akan semakin erat. Karena Indonesia sendiri sebenarnya lebih baik dari negara-negara maju di Asia seperti Cina asalkan pemerintah peduli terhadap generasi mudanya, santri.


Artikel Ini Didukung Oleh Belajar Hipnotis

1 komentar:

  1. sip2. tetapi jngan sampai Pesantren kehilangan jati diri, bahwa sebelum belajar bhs inggris, bhs Arab adalah wajib krn ia adalah identitas seorng santri. pesantern memang diberbagai tempat memang msh "tradisional" shingga imej itu tdk perlu disalahkan.

    pergeseran cara pandang kita (kususnya santri) tidak dapat dihindari -dan ini lah yg terkadang perlu kita kuatirkan- ketika mrk lebih bangga dg bahsa inggris, lbh PD, lbh bs menjamin masa dpan, lbh modern dibandingkan bhs Arab. dan ini bkn hanya isapan jempol, bahkan banyak. sy pernah berkcmpung di dunia psantren. trus bagaimana nasib Agama ini??

    btw blognya keren, perlu banyak belajar nih. from mumtazulfikry.blogspot.com

    BalasHapus