Menyederhanakan Hedonisme Anggota DPD RI

Seandainya saya menjadi Anggota DPD RI, hal pertama yang akan saya lakukan (selain memberi contoh) adalah memperbaiki gaya hidup pemerintah yang selalu hedonis, karena selama ini Anggota DPD RI lupa akan tugasnya dikarenaka pola pikir mereka yang selalu beorientasi pada materi semata. Sikap sederhana dalam diri Anggota DPD RI sekarang sudah tidak mempunyai bekas sama sekali, bahkan mereka seakan-akan sudah tidak lagi mengenal pahlawan yang bernama Mohammad Natsir atau pun Soekarno, yang selalu hidup sederhana selama memperjuangkan Indonesia.

Sebuah keironisan ketika kita melihat tingkah laku pemerintah sekrang, dulu semasa menjadi aktvis selalu memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Tapi ketika menduduki kursi di pemerintahan, entah kenapa tiba-tiba jiwa aktivis mereka yang selalu sederhana itu menjadi hilang seketika dan berubah menjadi hedonis.

Semuanya total berubah, jam tangan rolex yang harganya puluhan juta, hingga jas yang harganya mencapai 15 juta, dasi, sepatu dan semua pernak pernik yang melekat di tubuhnya. Nongkrongnya pun tidak lagi di warung pinggir jalan kaki lima seperti ketika menjadi aktivis dulu. Sekarang tidak mau kalau bukan di hotel bintang lima.

Mereka benar-benar mengucapkan “selamat tinggal” terhadap dunia aktivisnya dan definisi sederhana pun mereka punya persepsi sendiri. Kesederhanaan justru dianggap sebagai kebodohan, orang dengan pandangan seperti ini menjadikan hedonisme sebagai tolak ukur dari kapasitas seseorang dan capaian sebuah kesuksesan dalam hidup.

Tuhan baru bernama hedonisme sudah menjalar ke sendi-sendi kehidupannya. Bisa dikatakan tak satu pun Anggota DPD RI sekarang hidup dalam kesederhanaan. Hidonesme sudah menjadi beban moral antar pejabat lainnya tanpa memperhatikan tolak ukur dalam persepektif masyarakat bawah. Inilah yang menjadi cikal bakal dari mental korupsi, tuli dan buta terhadap penderitaan rakayat.

Kenyataan hidup sederhana tak pernah menemukan tempat dalam hidup keseharian Anggota DPD RI. Mobil mewah, gelimang harta dan korupsi sudah menjadi tren di kalangan Anggota DPD RI. Inilah realita yang tak pernah terselesaikan secara tuntas.

Parahnya, selama ini tak ada pencegahan dari pihak pemerintah sendiri untuk menyederhanakan perilaku hedonis ini. Padahal cikal-bakal mental korupsi Anggota DPD RI berawal dari perilaku hedonis yang selalu ingin menumpuk kekayann atau malah mereka yang selalu terlilit hutang karena perilakunya yang hedonis.

Indonesia yang tak kunjung sejahtera sudah seharusnya membentuk kode etik DPD RI yang disusun secara komprehensif-integral, menyangkut aturan-aturan baku dan tertulis mengenai perbuatan baik dan buruk, pantas tidak pantas, elok atau tidak elok, sopan atau tidak sopan serta apakah memenuhi nilai-nilai moral keagamaan atau adat istiadat.

Selain itu budaya organisasi dalam sebuah partai harus memprioritaskan tauladan yang telah diberikan para pendiri bangsa agar menjadi acuan. Jika hal ini terlaksana, maka bisa dipastikan bahwa kode etik para pendiri bangsa ini akan menjadi tata aturan yang dapat digunakan oleh Anggota DPD RI agar berkehidupan sederhana.

Intinya, ideologi pancasila adalah pemahaman paling utama dalam kehidupan Anggota DPD RI. Pancasila sebagai falsafah, kebudayaan, apalagi sebagai nilai-nilai intrinsic dalam kehidupan pemerintah agar tidak terjebak kedalam lembah hedonisme, liberalisme dan kapitalisme apalagi materialisme.


*) Artikel ini diikut sertakan dalam lomba penulisan blog

16 komentar:

  1. kalo saya mah tidak kepiliran jadi DPD-RI
    lebih suka jadi Orang kecil tapi hidup rukun dan bahagia :D

    BalasHapus
  2. Masalah Hedonisme, secara pribadi -dan jika itu memang uang pribadi, hasil jerih payah sendiri dan tidak korupsi- mungkin masih bisa di"wajar"kan, meski dalam konteks ini mereka tak ubahnya orang yang buta terhadap penderitaan rakyat dan semoga saja tidak antipati...

    BalasHapus
  3. Kesederhanaan adalah ciri pemimpin sejati...

    BalasHapus
  4. Seharunya yang namanya wakil itu lebih rendah dari yang diwakili

    BalasHapus
  5. wah, politik bikin pusing aja, di demo2 juga ga mempan, nunggu korban dulu kayaknya.

    sukses buat lombanya gan

    BalasHapus
  6. seharusnya yang namanya pemimpin harus sederhana saja, jangan melihat keatas, melihat kebawah supaya banyak bersyukur

    BalasHapus
  7. Saya sudah tidak berminat lagi mengomentari hal2 yang berbau politik, udah bikin pusing hasilnya nol lagi! Semua yg berbau politik cuman berujung kebohongan terutama di Indonesia. Ntah sampai kapan, semoga saja di masa yang akan datang akan lebih baik politik di Indonesia dan dunia. Amiin

    BalasHapus
  8. @sugeng tigefa : kadang kita selalu berpikir seperti itu dan memang kebanyakan rakyat Indonesia mempunyai pola pikir yang seperti dikarenakan ketidak percayaan pada pemerintah. Tapi kita sebagai rakyat Indonesia setidaknya mempunya kontribusi (meski kecil) dalam memperbaiki curat marut negeri ini

    @Mutiara Fatur : realita yang ada sekarang kan sudah terbukti bahwa hedonisme telah membutakan pemerintah kita. Hedonisme juga telah banyak merampas hak-hak banyak masyarakat Indonesia. Mulai sekarang, haruslah kita yang mengubah semua itu, sebagai generasi penerus bangsa.

    @kuis Online : benar sekali itu mas... tapi untuk Indonesia hal seperti itu sangat jarang ditemukan. Semoga kedepannya kita benar-benar menemukan pemerintah yang benar-benar mengabdi kedapa rakyat bawah.

    @Masked Blogger : iya. Tapi kenyataan di Indonesia malah terbalik. Semoga dengan aspirasi seperti ini bisa mengubah cara pandang mereka semua

    @Bolaku | Info Bola Terbaru : kenyataan yang terbaca di kalangan masyarakat bawah memang seperti itu. Pemerintah baru bertindak setelah beberapa korban berjatuh. Inilah tantangan terbesar Indonesia sekarang.

    @miftah : lha wong tujuan mereka mengejar jabatan di pemerintahan (kebanyakn dari mereka) bukan untuk mengabdi, tapi untuk memperkaya diri, setelah itu untuk memberdayakan partainya. Tapi kita harus tetap berharap, setelah semuanya selesai, pemerintah kita masih punya waktu untuk mengurusi rakyatnya.

    @Centralartikel.com : kalau belum mengerti maksudnya coba dibaca keseluruhan artikelnya, jangan dibaca sepotong-sepotong, hehe

    @Nabil Ftd : berbohong demi mempertahankan hidup, mungkin seperti itulah yang terlintas dibenak mereka. Tapi kita tetap harus optimis bahwa Indonesia kelak akan lebih baik lagi dari sekarang.

    BalasHapus
  9. wedew ane masih kecil gak ngerti politik!!

    BalasHapus
  10. Kalau membahas dunia politik saya gak begitu mengerti sih, tapi tolong anggota DPD - RI agar bijak dan lebih bijaksana dan Mensejahterakan rakyat. ^_^

    BalasHapus
  11. mereka para wakil, dan kami para ketuanya! jadi jangan seenaknya aja kalo cuma jadi wakil... :D

    BalasHapus
  12. Bangkitkan lagi pancasila yang selalu menjungjung tinggi nilai ketuhanan, kemanusiaan, keadilan, kerakyatan, dan kemerdekaan :D

    Salam sukses kawan..

    BalasHapus
  13. Wakil rakyat adalah orang yang telah di percaya penuh oleh rakyat.
    untuk menyalurkan suara suara kecil rakyat yang susah di dengar oleh para pemimpin.

    Pesan Ku untuk para wakil rakyat yang ada di negeri ini, Jagalah Kepercayaan Rakyat Yang Sudah DI berikan Kepada Kita, dan jangan pernah Untuk Mengkhianati nya

    BalasHapus
  14. @Gyion A. Hardy : kalau sekarang faktanya malah terbalik mas, beliau-beliau malah memposisikan diri sebagai orang yang harus dihormati. Semoga saja mereka cepat menyadari posisi mereka diatas.

    @Cucu Hermawan : jika kita dan pemerintah kita kembali pada hakikat pancasila, maka yakinlah bahwa negara ini tidak akan terus-terusan seprti sekarang ini. Negeri curat-marut seperti sekarang dikarenakan tidak memegang teguh nilai-nilai pancasila

    @Dwinkha Agita Putri : semoga pesan sampean bisa didengar (bibaca) yang bersangkutan, meski cuma lewat blog sederhana ini

    BalasHapus