SMS Iklan; Tanggung Jawab Siapa?

Menjadi pelanggang operator yang memberikan layanan super murah dan selalu memberikan gratis macam-macam, ternyata tak selalu membuat kita (pelanggan) untung, malah buntung. Pelanggan menjadi ladang bebas berpromosi operator dan pihak lain yang bekerja sama, tak kenal waktu, siang-malam.

Akhir-akhir ini, seiring semakin ketatnya persaingan tarif murah, SMS yang menurut penulis adalah spam dari operator samakin merajalela. Karena isinya adalah tawaran-tawaran hadiah emas dengan cara membeli kontennya terlebih dahulu, kuis hadiah BlackBerry, hadiah iPAD, hadiah ratusan juta, hingga promosi tarif murah.

Masalahnya pun semakin rumit, karena pelanggan tidak mempunyai pilihan untuk menghentikan SMS-SMS itu, karena memang tidak ada caranya. Maka dengan terpaksa harus menerima iklan penawaran suatu produk, layanan RBT, layanan perpanjangan masa aktif, dll.

SMS iklan operator tidak saja menawarkan promo-promo dengan embel-embel hadiah yang menggiurkan, selain itu mengajak pelanggan untuk pindah paket yang semula paketnya terbilang cukup murah (agar pelanggan pindah ke paket lain), maka dibuatlah SMS iklan dengan konsep ramah yang bisa mengelabui pelanggan dengan sekali baca.

Karena isi SMS dari operator tersebut menawarkan tarif yang lebih murah dari paket yang dipakainya sekarang, tanpa pikir panjang pelanggan langsung membalas SMS tersebut yang secara otomatis ganti paket. Setelah membalas SMS iklan, maka selanjutnya pihak operator memberi tahu pelanggan (melalui SMS) bahwa paketnya telah diganti dengan persetujuan kedua belah pihak, sekaligus penjelasan paket baru yang telah dipilih pelanggan.

Ini memang ironis, pelanggan banyak menjadi korban dan dirugikan setelah membalas SMS dari operator. Karena trauma SMS iklan operator inilah, banyak pelanggan tidak percaya (bahkan menghujat) dengan SMS iklan yang dikirimkan operator karena itu adalah spam. Bahkan cek pulsa saja masih diselipi iklan.

Setelah bebagai artikel saya baca dari internet, Kenapa Operator melakukan hal ini? Ternyata ini adalah salah satu imbas dari “perang” tarif murah yang diberikan oleh operator kepada pelanggannya, dimana ternyata operator masih rugi karena memberikan tarif super murah itu.

Perang tarif murah adalah salah satu penyebab mereka melakukan penawaran tarif super murah, karena persaingan antar operator yang semakin keras, sehingga mau tidak mau operator terkait harus dan wajib mengikuti operator yang lain.

Sementara, prediksi “perang” antar operator di tahun-tahun yang akan datang bukan lagi perang tarif murah yang memberikan banyak gratis kepada palanggannya, tapi disisi lain operator melakukan penipuan kepada pelanggannya. Perang selanjutnya adalah perang pelayanan. Dimana pihak operator dituntut memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan dan jujur dalam menaikkan dan menurunkan tarif.

Untuk masa-masa sekarang boleh dikatakan perang tarif murah ini cukup berhasil karena bisa membuat pelanggan operator lain goyah dan berpindah operator, yang memberikan banyak bonus dan gratis macam-macam. Tapi untuk masa-masa mendatang hal itu tidak bisa menolong.

Tarif murah dengan segala penipuannya sudah terlalu banyak celah dan di cap buruk oleh masyarakat. Mungkin pertanyaan sederhana akan muncul, trus kenapa masih memakai layanan operator itu? Ini masalah keterpaksaan, dimana semua operator yang ada sekarang sistem tarif murahnya juga sama, dan bahkan lebih menipu dan banyak merugikan dikemudian hari.

Masyarakat sudah mulai gelisah dengan tarif murah ini, kini masyarakat mulai mencari-cari operator yang jujur dan transparan. Masyarakat lebih menginginkan operator yang sepenuh hati memberi pelayanan tanpa gangguan, baik dalam komunikasi suara dan komunikasi teks.

Pelanggan sudah eneg (bosan) dengan promosi-promosi mengganggu stabilitas komunikasi mereka, bisa kita banyangkan, ketika memanggil suatu nomor yang ada RBTnya masih saja diselipi iklan. Ini bisa dikatakan pemakasaan, namun secara halus.

Pelanggan berlangganan jasa komunikasi seluler, tujuan utama untuk memanfaatkan jasa komunikasi yang disediakan, baik itu, voice, teks, ataupun data, bukan untuk dijejali informasi atau promosi dalam bentuk apapun dari operator. Belum tentu informasi dan promosi tersebut pas dan sesuai dengan pelanggan yang dengan karakter dan kebutuhan berbeda-beda.

Juga, maraknya SMS promo dari pihak lain (sampai pihak yang tidak jelas asal muasalnya) yang bekerja sama dengan operator, banyak memanfaatkan permainan kata yang sepertinya ‘sengaja’ membuat pelanggan bingung dan pada akhirnya tanpa sadar kehilangan pulsanya atau malah lebih parah lagi kehilangan uang di rekening tabungannya hanya karena SMS yang tidak jelas asal muasalnya tadi.

Catatan Akhir
Sebuah SMS tetap dikategorikan spam jika si penerima pesan singkat tersebut merasa dirugikan dengan keberadaan SMS tersebut. Mungkin pelanggan tidak akan mempermasalahkan jika SMS itu diterima sekali atau dua kali saja. Namun jika frekuensi penerimaannya cukup sering dan pelanggan merasa dirugikan, mereka bisa melakukan gugatan perwakilan kelompok yang disebut dengan class action.

Karena kenyamanan pelanggan dalam menggunakan layanan operator juga dilindungi undang-undang dasar yang mengacu pada Undang-undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, bahwa konsumen berhak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.

Maka alangkah bijak sekali jika operator ingin mengirimkan SMS iklan ke pelanggan, terlebih dahulu ada perjanjian antara operator dan pihak penyedia konten (jika melibatkan pihak lain) seperti misalnya SMS iklan tersebut hanya akan dikirimkan ke pelanggan yang sudah melakukan konfirmasi saja.

Operator harus melindungi pelanggannya, dari segala macam bentuk penipuan yang mungkin terjadi, dengan menyaring informasi dan promo apa saja yang akan dikirimkan kepada para pelanggannya, dan memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk memilih informasi atau promo apa yang ingin diterima. Jangan malah membombardir dengan SMS iklan sampah yang memenuhi inbox.

Penulis tidak tahu apakah operator sudah memikirkan atau memperhitungkan bahwa promo mereka sudah memberikan peluang untuk spammer melakukan SMS spam. Tapi semoga saja hal ini cepat terpikirkan oleh semua operator seluruh Indonesia. Kalau masih belum terpikirkan juga, ya... minimal mulai sekarang seharusnya operator sudah sadar akan hal itu.

Harapan penulis, semoga saja operator bisa cepat sadar akan hal ini dan bisa memikirkan langkah-langkah strategis selanjutnya untuk perkembangan perusahaan dan kenyamaan pelanggan. Jika sadar saat ini, apa yang dapat mereka lakukan untuk meminimalkan penyalahgunaan ini? Ini menyangkut ketidak nyamanan masyarakat/pelanggan selama ini.


*) Artikel ini diikut sertakan dalam Lomba Karya Tulis XL Award 2010

6 komentar:

  1. terbukti pelayanan provider tersebut buruk sekali. CS operator merah bahkan dengan berani membentak konsumen! sepertinya mereka hanya berlomba-lomba untuk menipu! tidak perduli dengan keinginan konsumen.

    BalasHapus
  2. Saya suka dengan pemikiran Anda, Nice Post.

    BalasHapus
  3. Aku juga sering merasa terganggu dg banyaknya sms iklan yg masuk. Ibuku malah sebel sekali karena harus telaten menghapus sms2 itu.
    Kata ibuku : "aku tak pernah minta mereka SMS aku, tapi mereka SMS aku. Sekarang aku yang repot harus menghapus SMS-2 itu".

    BalasHapus
  4. @ReBorn; ketika sudah kayak gini kadang terbesit didalam pikiran kalau masyarakat kita masih bodoh dan gambang sekali di dibodohi dan dimanfaatkan, ditambah pihak-pihak terkait begitu egois dan apatis.
    Harapan kedepannya, semoga pelayanan dari pihak operator terus berbenah diri. Karena kita tahu, sifat manusia itu dinamis, oleh karena itu belum tentu masyarakat Indoenesia terus-terusan mau dibodohi.

    BalasHapus
  5. @Laksamana Embun; terima kasih, semoga bermanfaat.

    @catatan kecilku; yang seperti ini sebenarnya sudah melanggar etika beriklan, apalagi pelanggan pada yang setia yang seharunya diperlakukan dengan baik. Pelanggan bukan objek spamming SMS

    @MANDUTA online; terima kasih atas kunjugannya
    Salam kenal dari anak Madura.

    BalasHapus